Tito “Fade2Black” Bangun Beatbox dari Nol

Rabu, 26 Oktober 2011
2 komentar

Artikel yang aku tulis kali ini memang agak berbeda. Kalau biasanya aku menulis tentang profil emcee and all about Hip Hop, nggak ada salahnya kalau saat ini aku mengangkat tema tentang beatbox. Beatbox juga merupakan bagian dari Hip Hop. Tak jarang, di beberapa acara musik Hip Hop, beatbox pun sering ditampilkan dan membuat kagum setiap mata yang menyaksikan. Di Indonesia sendiri, event-event kompetisi beatbox sudah sering diadakan. Pesertanya pun datang dari berbagai daerah. Jumlah orang yang mengikuti forum beatbox, saat ini sudah mencapai 7.000 lebih. Suatu pembuktian bahwa beatbox sangat diminati di Indonesia, terutama di Jakarta.

Agak sulit ketika mencari narasumber yang mau mengisi artikel hiphopindo.net mengenai beatbox. Tiba-tiba terpikir, kenapa nggak langsung saja bertanya ke tokoh utama yang membangun beatbox di Indonesia? Hingga akhirnya, tercetuslah nama Tito “Fade2Black”. Lalu, aku coba hubungi Tito hari itu juga. Tenyata, orangnya ramah dan sangat baik. Jadi, yang awalnya hanya mau tanya beberapa pertanyaan penting saja, akhirnya malah aku yang banyak tanya karena jawaban-jawabannya sangat informatif dan inspiratif.

Hasil interview aku dengan Tito “Fade2Black’ sudah dirangkum dalam artikel ini. Untuk yang belum tahu asal muasal terbangunnya beatbox di Indonesia, nggak perlu khawatir karena Tito dengan senang hati akan menjelaskannya. Selain itu, bapak satu anak ini juga sangat antusias bercerita mengenai pengalaman perform yang paling berkesan, arti fans, planning untuk memajukan beatbox ke depan, sampai pesan untuk para pelaku beatbox di Indonesia. Selamat menemukan informasi yang kalian cari di bawah ini.

Hi Tito, senang sekali hiphopindo.net diberi kesempatan untuk ngobrol dengan salah satu pemrakarsa Beatbox di Indonesia. Bagaimana kabarnya?


Hi hiphopindo, kabar gue baik-baik saja.

Boleh diceritakan tentang awal mula seorang Tito memasuki dunia Beatbox?


Sejak SD, gue sudah suka meniru-niru suara. Dari suara-suara binatang sampai suara alat-alat musik (melodi-melodinya). Menginjak bangku SMA tahun 1997, gue sering meniru-niru bunyi-bunyian drum, sambil iseng-iseng bikin pattern sendiri.

Nah, pada waktu itu, gue belum tahu apa yang namanya beatbox hingga gue mulai masuk kerja tahun 2004 di salah satu perusahaan IT di daerah Kuningan, Jakarta. Hampir setiap hari gue mulai berkutat dengan yang namanya internet. Berkat situs youtube-lah gue mulai tahu kalau apa yang gue lakukan itu berhubungan dengan yang namanya human-beatbox. Karena seni ini membuat gue penasaran dan gue anggap unik, akhirnya gue mulai mengikuti dan belajar sendiri lewat video-video di youtube.

Berarti hanya dengan belajar secara otodidak dari internet, Tito mulai mengeluaran bakat beatbox-nya yang terpendam, ya. Pertanyaan yang ini pasti sudah sering ditanyakan. Namun, mungkin bisa lebih diperjelas mengenai terbentuknya Indobeatbox dan perkembangannya hingga sekarang?


Sejak gue kenal dengan beatbox di tahun 2004, gue akhirnya sering cari-cari partner atau orang-orang yang juga “doyan” sama beatbox.

Gue sempat posting beberapa artikel di forum hiphopindo.net sekitar tahun itu untuk mencari kira-kira siapa yang memang sedang berkutat atau minat dengan beatbox. Sayangnya, gue kurang banyak dapat respon dari forum tersebut.

Waktu itu gue berpikir karena beatbox ini identik dengan yang namanya Hip Hop culture, jadi gue yakin pasti ada satu atau dua orang yang juga nge-beatbox. Nah, sekitar tahun 2007, waktu itu gue sempat dikasih tahu teman kalau di salah satu acara bakat di TV Swasta (sebut saja Gong Show), ada orang Papua yang nge-beatbox. Dari situ, saking gue ngebet banget pengen punya partner buat sharing soal beatbox, gue coba search info tentang orang ini di Friendster (hi hi hi, jadul banget yah? Waktu itu belum popular yang namanya Facebook :) . Nah, gue pun menemukan profil orang tersebut, namanya Billy. Gue mulai kirim-kiriman message dan bertukar nomor HP.

Dia mulai bikin account grup Jakarta Beatbox Community di Friendster, 4 Desember 2007. Karena gue rasa kurang “lebar” cakupan namanya, dan juga desakan dari teman-teman Rezpector (komunitas pecinta musik Bondan & Fade2Black) di luar daerah, akhirnya gue sepakat buat ubah namanya jadi Indonesian Beatboxing Community. Account grup ini nggak banyak perkembangan, malah sama sekali sepi peminat, hanya sekitar 20 orang. Grup ini juga belum ada tanggal resmi kapan berdiri.

Lebih parahnya lagi, Billy dan gue nggak pernah bertemu muka hingga tanggal 30 Oktober 2008, Pusat Kebudayaan Jerman di Jakarta, Goethe Haus, mengadakan pemutaran film “Peace, Love and Beatbox” yang juga sekaligus menampilkan si aktor di film itu, Mando, sang Juara beatbox dua kali dari Jerman. Di tanggal itu pula, akhirnya Indonesian Beatboxing Community diresmikan.

Seiring perkembangannya, hingga kini, dari data yang kita tampung dari account grup Indobeatbox di Facebook http://www.facebook.com/indobeatbox , sudah terdapat sekitar 7000-an lebih yang klik likes, dan mayoritas adalah Rezpector (Alhamdullillah yah, #Syahrinistyle…ha ha ha). Para pelaku dan pecinta beatbox ini malah sekarang sudah mendirikan klan-klan di daerahnya mereka masing-masing, dan kebanyakan kota-kota besar di Indonesia.

Ternyata tidak mudah membangun beatbox dan memperkenalkannya ke masyarakat luas. Di Indonesia sendiri, mungkin masih banyak yang belum tahu pengertian beatbox. Sepertinya tidak salah kalau hiphopindo.net bertanya kepada ahlinya langsung. Bagaimana menurut Tito tentang definisi beatbox?


Simplenya sih, beatbox itu adalah seni penciptaaan atau peniruan bunyi ketukan (beats) dan rhythms dengan menggunakan mulut manusia. Bahkan sekarang tidak hanya itu, tapi juga seni penciptaan segala jenis bunyi-bunyian dengan menggunakan organ mulut dan sekitarnya.

Kalau begitu, artinya tidak semua orang mampu melakukan seni beatbox yang memerlukan keahlian dalam menciptakan bunyi dari organ mulutnya. Nah, setiap orang pasti punya alasan dibalik kecintaannya terhadap sesuatu. Lalu, alasan apa yang membuat Tito begitu menyukai Beatbox dan ingin membangun beatbox di Indonesia?


Awalnya karena gue memang suka meniru-niru suara yang gue dengar. Namun, setelah gue lihat performance beatboxer-beatboxer di Eropa via youtube, gue semakin penasaran untuk bisa. Karena buat gue, beatbox ini seni yang unik juga punya tingkat kesulitan yang tinggi, dan yang paling penting adalah “murah”.

Selain itu juga, seni ini memiliki unsur menghibur yang tinggi (kalau sudah mampu menguasainnya). Karena ini adalah seni yang bergantung pada manipulasi suara-suara yang dibuat oleh mulut dan organ-organ sekitarnya, maka butuh partner atau teman buat sharing dan saat itu belum ada tempat yang mewadahi artform ini, tapi gue bersikeras untuk bisa membuatnya dan menyebarkannya.

Jadi, intinya Tito memang membangun hobi untuk dapat dinikmat banyak orang dan akhirnya sangat membantu kehiduan beatbox di Indonesia. Kemudian, hampir dalam setiap live perform, tak jarang Tito menyisipkan beatbox di sela-sela lagu yang sedang dinyanyikan. Apakah ini salah satu cara untuk memperkenalkan beatbox ke masyarakat awam?


Awalnya, ini hanya sekedar intermezo untuk menghilangkan jenuh penonton yang rata-rata di setiap konser musik hanya disuguhkan lagu-lagu yang dibawakan oleh si band itu. Nah, timbul ide untuk menjadikan beatbox ini sebagai tampilan lain dari setiap show kami. Karena cukup menghibur dan membuat orang penasaran, akhirnya banyak respon postif dari crowd dan bikin mereka jadi tertarik.

Sejak aktif manggung bersama Bondan & Fade2Black di tahun 2005, pasti sudah banyak panggung musik yang didatangi. Kalau tidak keberatan, mungkin bisa sharing sedikit tentang pengalaman perform yang paling berkesan?


Waktu awal album pertama Bondan & Fade2Black keluar di tahun 2005, Respect, kami dapat undangan untuk promo show di Manado untuk peluncuran salah satu TV swasta. Saat itu, kami wajib membawakan single pertama di album itu, Bunga. Acaranya live dan kami perform di outdoor yang cukup jauh dari studio TV tersebut. Ketika seperempat menit lagu mulai dimainkan, listrik yang mengaliri panggung itu tiba-tiba mati dan hanya microphone yang berfungsi karena terhubung langsung ke mixer FOH depan. Spontan, gue langsung nge-beatbox solo untuk mengisi waktu jeda sampai listrik menyala kembali. Yang “gilanya” lagi, pihak TV ataupun penonton menganggap itu bagian dari konsep show kita dengan adanya beatbox di tengah lagu. Ha ha ha.

Memadukan rap dan beatbox

Keren juga konsepnya dan bisa jadi masukan buat grup yang bisa nge-rap sambil nge-beatbox. He he he. Lalu, sebagai seorang artis yang cukup terkenal di industri musik Indonesia, pernah nggak mendapat kritik yang menguji mental?

Kalau kritik mah sudah pasti, tapi kalau sampai yang menguji mental belum pernah tuh. Tapi awal mula gue belajar beatbox, gue sering dianggap gila dan jorok karena muncrat-muncratan. Waktu itu gue nggak kenal waktu bikin patter drum atau scratch pakai mulut. Sampai-sampai pacar gue yang sekarang sudah jadi istri gue pun marah dan suka males kalau dekat-dekat gue, huhuy…

Penuh perjuangan juga ya, belajar beatbox-nya? He he he. Kalau gitu, apa arti fans untuk seorang Tito?


Hmm…agak klise nih jawabannya, tapi jujur kalau fans itu memang amunisi buat gue untuk tetap berkreasi dan berinovasi untuk cari-cari atau bikin-bikin karya yang fresh dan beda. Gue menganggap demand mereka itu adalah kewajiban buat gue untuk bisa gue penuhin semampu gue. So, kalau nggak ada mereka maka nggak ada gue di sini yang kayak sekarang.

Agree with you :) . Lalu, apa planning terbesar yang ingin diwujudkan saat ini?


Planning terbesar gue sih untuk ada perwakilan indobeatbox yang bisa unjuk gigi di ajang World Beatbox battle yang diadakan setiap tahun. Namun, it takes time buat kita sementara ini, dan gue yakin pasti akan terwujud melihat beatboxer-beatboxer di Indonesia sekarang ini yang udah pada gila-gila skill-nya, nggak kalah deh sama orang-orang Eropa.

Adakah pesan yang ingin disampaikan untuk para beatboxers?


Untuk yang newbie, jangan malu atau feelin down kalau awal-awal mulai belajar nge-beatbox lu dibilang atau dikatain macam-macam sama orang-orang sekitar lu karena lu aneh atau apa lah. Lihat saja nanti kalau lu sudah kuasain seni itu, mereka yang bakal muji-muji lu.

Untuk teman yang sudah lama dan sangat mahir beatbox, kembangkan terus kreatifitas lu. Jangan cuma bisa meniru-niru pattern beatboxer yang lu lihat di youtube, tapi mulai bikin variasi dan keunikan lu sendiri.

Jadi, maju terus Indobeatbox and Tetap Semangat! Era..era..ra..ra..rawk on!

Pastinya semua akan selalu mendukung Indobeatbox!

Selesai sudah obrolan antara aku dan tokoh yang menjadi pencetus berdirinya Indonesian Beatboxing Community. Terima kasih untuk Tito “Fade2Black” yang sudah mau membantu dan menyempatkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hiphopindo.net. Semoga semua harapannya bisa terwujud dan Indobeatbox terus dikenal serta semakin banyak membuat karya-karya beatbox.

Salam Hip Hop!

Sumber hiphopindo.net

Baca selengkapnya »

Peresmian Rezpector Demak

Minggu, 23 Oktober 2011
0 komentar

Jum’at, 21 Oktober 2011, kami rombongan dari RBJ merapat ke Cangkring, Karangayar Demak untuk mendatangi acara Peresmian Rezpector Demak. Perjalanan dari Jepara pukul 13.00 waktu Jepara, dan sampai Lokasi pukul 14.30, lama yah... mmm bener banget, itu dikarenakan kami juga menjemput dan menunggu Rezpector Kendal Unity yang ikut merapat juga. Dan disana juga sudah ada Rezpector Spider Kudus.

Acara dimulai pukul 15.00 sampai selesai (17.00), mmm kawand2 pengen lihat Photo² Dokumentasinya kan. Silakan Check sendiri. Salam Rezpect.



Salah satu Photo Dokumentasi, Silakan Klik DISINI untuk melihat semuanya.
Baca selengkapnya »

Sejarah Rezpector

Selasa, 18 Oktober 2011
1 komentar
Rezpector dibentuk atau didirikan oleh B entertainment Indonesia pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2005 [18 Rajab 1426 Hijriah] di Jakarta, dengan maksud dan tujuan untuk menyatukan para fans clubnya Bondan Prakoso & Fade2Black Se Indonesia dengan keragaman dan kesatuan.



Nama Rezpector diambil dari kata "Rezpect" yang mempunyai arti Menghargai, Menghormati, Tolerensi.

Rezpector Sendiri berarti orang yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain tanpa memandang perbedaan agama, status sosial, kesukuan, ras, keturusan, kebangsaaan dll, dengan menjalin persatuan dan kesatuan diantara para pecinta musik, khususnya musih indonesia (Bondan Prakoso & Fade2black).

Atas pertimbangan tersebut maka Rezpector Foundation perlu dibentuk guna menjaga kelestarian silaturahmi diantara para penggemar musik, khususnya anggota Rezpector. serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

Selain itu Rezpector dibentuk untuk mempermudah kedekatan antara artist atau musisi dengan para penggemarnya dan serta bisa menjalin keakraban antar Rezpector wilayah lain.
Baca selengkapnya »

Hidup Berawal Dari Mimpi

Senin, 17 Oktober 2011
0 komentar

============

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli itu ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati


“Gue berasal dari keluarga sederhana, Fahd. Working class.” kata Bondan, “Gue berproses sejak lama. Gue berjuang dari kecil untuk bisa punya tempat di industri ini. Sumpah, ini semua nggak gampang… tapi kerja keras emang selalu menunjukkan hasilnya. Bareng Fade2Black, nggak kerasa udah 5 tahun sejak 2005. Awalnya kita cuma dianggap band biasa yang kadang dipandang sebelah mata—malah disepelekan. Kita baru bener-bener ngerasain semuanya ‘meledak’ di tahun 2010, di album ketiga. Meskipun di dua album sebelumnya kita juga pernah dapet beberapa penghargaan, nggak bisa dipungkiri lagu Ya Sudahlah jadi momentum penting yang mengubah banyak hal.” cerita Bondan.

“Ya, impian dan kerja keras emang selalu keren! Kalian udah membuktikan semuanya.” kataku, “Bukan cuma musik yang bagus, lirik yang bagus, karya yang bagus, kesuksesan juga soal bagaimana seseorang menjalani dan menjalankan semuanya, kan?”

“Bener banget!” kata Tito, “Kalo boleh digambarkan, perjalanan kita bisa diwakili sama tiga lagu: Hidup Berawal dari Mimpi di album Respect, Waktu di album Unity, sama Ya Sudahlah di album For All. Kita memulai semua ini dari impian, kemudian kita memperjuangkan dan mempertaruhkan impian itu bersama waktu yang terus berjalan… terakhir, saat kerja keras sudah dilakukan, kita hanya ‘menunggu’, tawakal dengan rasa percaya dan cinta, Ya Sudahlah!”

“Ya, Hidup Berawal dari Mimpi!” kata Bondan sambil tersenyum. Eza mengangguk-angguk setuju.

Lalu Tito tersenyum. Arie tersenyum. Aku tersenyum. Semua tersenyum. Entah bagaimana caranya, senyum dan semangat selalu menular!


============
Judul Buku : Hidup Berawal Dari Mimpi
Penulis : Fahd Djibran feat Bondan Prakoso & Fade2Black
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Halaman : 231 halaman
ISBN : 978-602-993491-5
Tahun Terbit : 2011
Harga : Rp. 39.000,-
Baca selengkapnya »
 

Categories

© 2010 R B J Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls